Senin, 03 Januari 2011

Belajar Ilmu Tanah

Tanah. Apa yang kita pahami mengenai tanah? Jujur aja, aku sebelumnya gak tau sama sekali kalo tanah itu harus dipelajari, apalagi sampe ada cabang ilmunya segala, hehehe… Di sinilah aku dapat materi kuliah tentang ilmu tanah (yang susahnya minta ampun karena penuh dengan istilah dan bahasa aneh. Padahal itu juga bukan kuliah utuh ilmu tanah, tapi cuma pengantarnya doang…). So…marilah kita mencoba mengenal tanah :)
Ilmu tanah adalah pengkajian terhadap tanah sebagai sumberdaya alam. Dalam ilmu ini dipelajari berbagai aspek tentang tanah, seperti pembentukan, klasifikasi, pemetaan, berbagai karakteristik fisik, kimiawi, biologis, kesuburannya, sekaligus mengenai pemanfaatan dan pengelolaannya. Tanah adalah lapisan yang menyeliputi bumi antara litosfer (batuan yang membentuk kerak bumi) dan atmosfer. Tanah menjadi tempat tumbuh tumbuhan dan mendukung kehidupan hewan dan manusia.
Ilmu tanah dipelajari oleh berbagai bidang ilmu pengetahuan, seperti ilmu-ilmu keteknikan (rekayasa), agronomi/pertanian, kimia, geologi, geografi, ekologi, biologi (termasuk cabang-cabangnya), ilmu sanitasi, arkeologi, dan perencanaan wilayah. Akibat banyaknya pendekatan untuk mengkaji tanah, ilmu tanah bersifat multidisiplin dan memiliki sisi ilmu murni maupun ilmu terapan.
Ilmu tanah dibagi menjadi dua cabang utama: pedologi dan edafologi. Pedologi mempelajari tanah sebagai objek geologi. Edafologi, atau ilmu kesuburan tanah, mempelajari tanah sebagai benda pendukung kehidupan. Keduanya menggunakan alat-alat dan sering kali juga metodologi yang sama dalam mempelajari tanah, sehingga muncul pula disiplin ilmu seperti fisika tanah, kimia tanah, biologi tanah (atau ekologi tanah), serta ilmu konservasi tanah. Karena tanah juga memiliki aspek ketataruangan dan sipil, berkembang pula disiplin seperti mekanika tanah, pemetaan (kartografi), geodesi dan survai tanah, serta pedometrika atau pedostatistika. Penggunaan informatika juga melahirkan beberapa ilmu campuran seperti geomatika.
Ilmu tanah di Indonesia pertama diajarkan di Fakultas Pertanian Universitas Indonesia (merupakan kelanjutan dari Landbouw Hogeschool yang didirikan 1940, selanjutnya menjadi Institut Pertanian Bogor) oleh staf pengajar berkebangsaan Belanda, seperti Prof. Dr. Ir. F.A. van Baren (pakar agrogeologi dan mineralogi) dan Prof. Dr. H.J. Hardon (pakar ilmu tanah dan kesuburan tanah). Mereka kemudian digantikan oleh Drs. F.F.F.E. van Rummelen dan Dr. J. van Schuylenborgh. Akibat nasionalisasi, sejak tahun 1957 digantikan oleh Drs. Manus dan Dr. Ir. Tan Kim Hong.
Penelitian tanah di Indonesia telah dimulai saat Indonesia masih dalam kekuasaan kolonial Belanda oleh Dr. E.C.Jul. Mohr (1873–1970). Dr. Mohr yang bertugas di Indonesia sebagai kepala Laboratorium Voor Agrogeologie en Grond Onderzoek di Bogor (sekarang menjadi Pusat Penelitian Tanah dan Agroklimat) telah menjalankan survai di Indonesia sejak tahun 1920. Ia menerbitkan buku pentingnya tahun 1933. Buku tersebut memaparkan iklim dan komposisi tanah di berbagai tempat di Sumatera, Jawa, Bali, Lombok, Sumbawa, Timor, Papua, Maluku, Halmahera, Kalimantan dan Sulawesi. Versi yang disempurnakan diedarkan kembali pada tahun 1972. Buku ini masih menjadi rujukan bagi pakar tanah di daerah tropika sampai sekarang.

Mulai bosan? Itu sih belum seberapa…. :p Mari kita bahas tentang sistem klasifikasi dan penamaan tanah (materi yang selalu membuat pandangan kami di kelas jadi menerawang….). Oke, lanjuuuuut…. :)

Klasifikasi dan Penamaan Tanah

Salah satu sistem klasifikasi tanah yang telah dikembangkan Amerika Serikat dikenal dengan nama: Soil Taxonomy (USDA, 1975; Soil Survey Satff, 1999; 2003). Sistem klasifikasi ini menggunakan 6 kategori, yaitu:
1. Ordo (Order)
2. Subordo (Sub-Order)
3. Grup (Great group)
4. Sub-grup (Subgroup)
5. Famili (Family)
6. Seri.

Ciri Pembeda Setiap Kategori:

Kategori Ordo Tanah:
Ordo tanah dibedakan berdasarkan ada tidaknya horison penciri serta jenis (sifat) dari horison penciri tersebut. Duh…apa pula itu horison? Penjelasan gampangnya sih, horison tanah adalah lapisan-lapisan tanah. Itu ada pembahasannya tersendiri lagi.
Sebagai contoh: suatu tanah yang memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa lebih besar dari 35% termasuk ordo Alfisol. Sedangkan tanah lain yang memiliki horison argilik tetapi berkejenuhan basa kurang dari 35% termasuk ordo Ultisol.
Contoh tata nama tanah kategori Ordo:
Ultisol. (Keterangan: tanah memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa kurang dari 35% serta telah mengalami perkembangan tanah tingkat akhir = Ultus). Nama ordo tanah Ultisol pada tata nama untuk kategori sub ordo akan digunakan singkatan dari nama ordo tersebut, yaitu: Ult merupakan singkatan dari ordo Ultisol).

Kategori Sub-ordo Tanah:
Sub-ordo tanah dibedakan berdasarkan perbedaan genetik tanah, misalnya: ada tidaknya sifat-sifat tanah yang berhubungan dengan pengaruh: (1) air, (2) rejim kelembaban, (3) bahan iduk utama, dan (4) vegetasi. Sedangkan pembeda sub-ordo untuk tanah ordo histosol (tanah organik) adalah tingkat pelapukan dari bahan organik pembentuknya: fibris, hemis, dan safris.
Contoh tata nama tanah kategori Sub Ordo:
Udult. (Keterangan: tanah berordo Ultisol yang memiliki regim kelembaban yang selalu lembab dan tidak pernah kering yang disebut: Udus, sehingga digunakan singkatan kata penciri kelembaban ini yaitu: Ud. Kata Ud ditambahkan pada nama Ordo tanah Ultisol yang telah disingkat Ult, menjadi kata untuk tata nama kategori sub-ordo, yaitu: Udult).

Kategori Great Group Tanah:
Great Group tanah dibedakan berdasarkan perbedaan: (1) jenis, (2) tingkat perkembangan, (3) susunan horison, (4) kejenuhan basa, (5) regi suhu, dan (6) kelembaban, serta (7) ada tidaknya lapisan-lapisan penciri lain, seperti: plinthite, fragipan, dan duripan.
Contoh tata nama tanah kategori Great Group:
Fragiudult. (Keterangan: tanah tersebut memiliki lapisan padas yang rapuh yang disebut Fragipan, sehingga ditambahkan singkatan kata dari Fragipan, yaitu: Fragi. Kata Fragi ditambahkan pada Sub Ordo: Udult, menjadi kata untuk tata nama kategori great group, yaitu: Fragiudult)

Kategori Sub Group Tanah:
Sub Group tanah dibedakan berdasarkan: (1) sifat inti dari great group dan diberi nama Typic, (2) sifat-sifat tanah peralihan ke: (a) great group lain, (b) sub ordo lain, dan (c) ordo lain, serta (d) ke bukan tanah.
Contoh tata nama tanah kategori Sub Group:
Aquic Fragiudult. (keterangan: tanah tersebut memiliki sifat peralihan ke sub ordo Aquult karena kadang-kadang adanya pengaruh air, sehingga termasuk sub group Aquic).

Kategori Famili Tanah:
Famili tanah dibedakan berdasarkan sifat-sifat tanah yang penting untuk pertanian dan atau engineering, meliputi sifat tanah: (1) sebaran besar butir, (2) susunan mineral liat, (3) regim temperatur pada kedalaman 50 cm.
Contoh tata nama tanah pada kategori Famili:
Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik. (keterangan: Penciri Famili dari tanah ini adalah: (1) susunan besar butir adalah berliat halus, (2) susunan mineral liat adalah didominasi oleh mineral liat kaolinit, (3) regim temperatur adalah isohipertermik, yaitu suhu tanah lebih dari 22 derajat celsius dengan perbedaan suhu tanah musim panas dengan musim dingin kurang dari 5 derajat celsius).

Kategori Seri Tanah:
Seri tanah dibedakan berdasarkan: (1) jenis dan susunan horison, (2) warna, (3) tekstur, (4) struktur, (5) konsistensi, (6) reaksi tanah dari masing-masing horison, (7) sifat-sifat kimia tanah lainnya, dan (8) sifat-sifat mineral dari masing-masing horison. Penetapan pertama kali kategori Seri tanah dapat digunakan nama lokasi tersebut sebagai penciri seri.
Contoh tata nama tanah pada kategori Seri:
Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik, Sitiung. (Keterangan: Sitiung merupakan lokasi pertama kali ditemukan tanah pada kategori Seri tersebut).
           
Nah… bahasanya aneh-aneh kan?
Bingung????  Yah, kami juga bingung... apalagi kalau udah dengar "udult udult"... :D


Untuk para ahli ilmu tanah yang sudah berpengalaman, dengan membaca nama tanah sekilas saja, ia telah mengetahui karakteristik tanah tersebut sehingga - lebih jauh lagi – ia bisa menganalisis tipe pemanfaatan/penggunaan yang paling optimal untuk tanah tersebut.
Misalnya nama tanah:   
Aquic Fragiudult, berliat halus, kaolinitik, isohipertermik, Sitiung
maka artinya, tanah tersebut:
  • memiliki horison argilik dan berkejenuhan basa kurang dari 35% serta telah mengalami perkembangan tanah tingkat akhir,  
  • memiliki rejim kelembaban yang selalu lembab dan tidak pernah kering, memiliki lapisan padas yang rapuh yang disebut Fragipan, 
  • memiliki sifat peralihan ke sub ordo Aquult karena kadang-kadang adanya pengaruh air, sehingga termasuk sub group Aquic
  • penciri famili dari tanah ini adalah: (1) susunan besar butir adalah berliat halus, (2) susunan mineral liat adalah didominasi oleh mineral liat kaolinit, (3) regim temperatur adalah isohipertermik, yaitu suhu tanah lebih dari 22 derajat celsius dengan perbedaan suhu tanah musim panas dengan musim dingin kurang dari 5 derajat celsius
  • pertama kali ditemukan di daerah Sitiung.

Selain sistem klasifikasi USDA, ada beberapa sistem klasifikasi tanah yang lain, misalnya FAO dan Dudal-Soepraptohardjo (1957) yang umumnya digunakan sebagai sistem klasifikasi standar di Indonesia.


Lalu, bagaimana hubungan antara ilmu tanah dan perencanaan wilayah? Hubungannya baik-baik aja…. hehehe…. Gak deng :p
Gampangnya gini…
Ilmu perencanaan wilayah itu kan (salah satu) tujuannya adalah merencanakan penggunaan lahan, yaitu menentukan kawasan-kawasan tertentu sebaiknya digunakan untuk apa. Nah selain faktor  sosial ekonomi, salah satu faktor yang dilihat adalah faktor teknis, di antaranya adalah karakteristik lahan tersebut, apakah ia cocok untuk lahan bangunan, pertanian, resapan air, wisata, dan lain-lain. Di sinilah ilmu tanah berperan. 
                       

Beginilah kami pada saat praktikum lapang ilmu tanah. Kelihatannya kami perhatian dan serius banget kan?? Padahal… :p

                     
http://sundana.wordpress.com/2008/07/31/padanan-nama-tanah-menurut-berbagai-klasifikasi/ 
http://www.redholic.web.id/2009/11/ilmu-tanah.html 
http://herodigeo.blogspot.com/2010/10/geo-sistem-klasifikasi-tanah.html
Subagyo, Suharta, dan Siswanto (2004) dalam Rayes (2007). Sistem Klasifikasi Tanah.

Minggu, 02 Januari 2011

Buku-buku Yang Mempengaruhiku (1)

Mulai kapan aku suka membaca? Lupa. Sejak aku bisa membaca dengan lancar tentunya.... ^_^
Dari sekian banyak buku yang sudah kubaca, aku mencoba membuat daftar buku-buku yang mempengaruhiku. Ini dia....

- Seri Lima Sekawan
Serial karangan Enid Blyton ini adalah bacaan favoritku waktu kecil, tentang grup detektif cilik - Julian, Dick, Anne dan George serta anjing mereka, Timmy. Mereka berlima sering terlibat ke dalam kasus-kasus menarik yang misterius serta melakukan petualangan yang menarik. 
Aku dulu (yah, sampe sekarang juga sih.... hehehe) suka membayangkan hal-hal yang digambarkan di buku itu: jalan desa dengan gerumbulan mawar liar di kanan-kiri, padang rumput berselimut bunga-bunga kuning dan putih yang sedang mekar, rumah-rumah tua dengan atap yang sudah berlumut di pedesaan Inggris... Dan tentu saja tentang makanannya... ^_^




- Buku-buku Agatha Christie
Pertama kali baca Agatha Christie waktu aku SMA, lupa judulnya. Meski genrenya adalah cerita detektif, tapi karya Agatha juga mengandung unsur psikologis. Dengan membaca karya-karyanya, aku bisa belajar tentang watak dan karakter manusia, dan bagaimana karakter itu mempengaruhi banyak hal dalam hidup. Aku juga belajar tentang kebaikan vs kejahatan. 
Agatha menciptakan sejumlah tokoh detektif, seperti Hercule Poirot, Tommy dan Tuppence, Inspektur Japp, Parker Payne, Miss Marple, Inspektur  S. Battle, dan Harleyquin. Tapi di antara semuanya aku paling suka Poirot dan sahabatnya, Kapten Hasting. 




- State of Fear
Buku karangan Michael Crichton ini sanggup menjungkirbalikkan caraku memandang dunia, khususnya tentang lingkungan dan isu pemanasan global. 
Benarkah dunia mengalami pemanasan global? Benarkah bencana alam terjadi karena ketidakpedulian pada alam? Bagaimana jika semua itu hanya omong kosong dan cuma alat untuk menakut-nakuti publik dan dijadikan isu sebagai alat memperoleh uang dari kalangan industri?
Ceritanya tentang penyalahgunaan sebuah lembaga nirlaba bidang lingkungan hidup untuk mendapatkan keuntungan dengan menimbulkan kondisi ketakutan. Caranya, dengan membuat beberapa bencana alam mulai dari kutub hingga daerah tropis.
Seperti buku-buku Crichton yang lain, buku ini memuat catatan kaki yang cukup banyak dan memberikan data detail yang nyata dan valid, misalnya tentang grafik perubahan suhu di berbagai tempat di dunia. 
Buku-buku Chrichton yang lain di antaranya Congo, Disclosure, Rising Sun, Sphere, Timeline, Airframe, Prey, dan Next. Chrichton juga dikenal sebagai pembuat dan eksekutif produser serial televisi ER, dan film Jurassic Park. Orang tidak akan heran melihat pilihan-pilihan karyanya yang dekat dengan bau ilmiah. Dia adalah lulusan Harvard Medical School. Michael juga menulis beberapa karya non fiksi. Dia meninggal 4 November 2008. 

- Serial Harry Potter
Well, siapa di bumi ini yang tinggal di tempat yang disentuh peradaban yang tidak mengenal Harry Potter? Kalaupun tidak suka membaca bukunya, orang mungkin akan mengenalnya dari film layar lebar.
Aku membacanya pertama kali pada akhir tahun 2000, beberapa tahun setelah penerbitan pertamanya di negara asalnya, Inggris (tahun 2008 kalau gak salah).
Dari ketujuh bukunya, yang paling berkesan buatku adalah buku pertama dan ketujuh (buku terakhir).
Banyak orang mungkin menganggap buku ini hanyalah berisi cerita tentang penyihir atau fantasi anak-anak, namun sesungguhnya ia menyampaikan pesan yang universal tentang kemanusiaan, persahabatan, cinta, dan kesetiaan.
Kita juga belajar tentang ekses yang ditimbulkan oleh ejekan, pelecehan dan semua bentuk perilaku yang merendahkan sesama. Severus Snape adalah contoh penyihir berdarah campuran yang miskin dan ‘aneh’ sehingga menjadi obyek bullying oleh James Potter & the gang. Lihat bagaimana Snape menjadi demikian benci pada James sehingga kebencian itu akhirnya ditimpakan pada Harry. Lihat pula bagaimana peristiwa masa laluitu dapat menjadikan kegetiran pada seseorang, yang bahkan akan membuat seorang yang sesungguhnya berhati baik dapat tampak menjadi begitu jahat. 
Akhirnya kita belajar, bahwa dalam hidup ini selalu ada yang putih dan yang hitam, yang baik dan yang jahat. Manusia selalu memiliki kesempatan untuk memilih. Seperti juga halnya si kecil Albus Severus yang kebingungan menghadapi Topi Seleksi. Tak ada Topi Seleksi manapun yang bisa menjadikan kita baik atau jahat. Hanya kita sendirilah yang memutuskan, apakah kita mau menjadi baik atau menjadi jahat. Severus Snape sudah memilih jalannya, dan pasti begitulah juga yang terjadi dengan si kecil Albus Severus…

Hmmm... Kayanya empat ini dulu deh di daftarku. I need more times to think about what's next on my list ^_^

Selasa, 24 November 2009

FIRST OF ALL...

Akhirnya...
bikin blog juga... :)

pas nongkrong deket kantin GMSK abis kuliah Sistem Informasi Geografis, ada temen nyeletuk, "bikin blog, Di, buat tempat kita tuker pikiran.."

so...
here it is.. :)